harga kontrak kemitraan ayam broiler 2018

BilaPeternak Melakukan Kemitraan Lebih meniamin kontinuitas produksi & pendapatan peternak Tidak terpengaruh oleh naik furunnya harga ayam besar Ada iaminan dalam pemaSaran Ada alih teknologi beternak Ada insentif apabila performance produksi mencapai standar yang ditetapkan (misal : FCR, Mortalitas dll) & bonus pasar. Syarat Meniadi Mitra/plasma: DipublikasikanOktober 2018 MEDIAGRO 47 VOL. 15. No. 2. 2018. HAL 47 - 57 ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) BUSINESS ANALYSIS OF BROILER CHICKEN WITH INTI-PLASMA PARTNERSHIP SCHEME (Case Usahapeternakan Agus Suhendar adalah peternakan ayam broiler rakyat di Bogor yang memiliki kapasitas 9.000 ekor ayam per periodenya. Peternakan Agus Suhendar bergabung dengan kemitraan CV. Tunas Mekar Farm untuk mengatasi permasalahan persaingan pemasaran produk, kenaikan harga input dan penurunan harga produk. Setiaptahunnya, harga kontrak kemitraan berubah-ubah. Nah untuk tahun 2021, kabarnya harga kontrak kemitraan ayam broiler mencapai Rp 19.000 per kilogram pada Maret 2021 kemarin. Nah setelah mengetahui harga kontrak kemitraan ayam broiler, anda bisa melanjutkan analisa usaha ternak ayam potong kemitraan selanjutnya. DaftarIsi: penelitian berjudul “analisis pendapatan dan tingkat kepuasan peternak plasma pada tiga model kemitraan ayam broiler di kecamatan dayeuhluhur kabupaten cilacap” dilaksanakan di kecamatan dayeuhluhur kabupaten cilacap mulai tanggal 3 desember 2018 sampai dengan 5 januari 2019. tujuan penelitian adalah sebagai berikut: (a) mengetahui karakteristik ketiga Warum Flirten Verheiratete Männer Mit Anderen Frauen. Peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko dan kelayakan finansial pada usaha pembesaran ayam broiler yang tergabung dalam pola kemitraan milik Bapak Wawan di Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. Metode analisis tingkat risiko produksi dan tingkat risiko pendapatan menggunakan rumus batas bawah L dan koefisien variasi CV, sedangkan analisis kelayakan finasial menggunakan Net Present Value NPV, Payback Period PP, Internal Rate of Return IRR, R/C Ratio, dan B/C Ratio. Hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan nilai CV 0,5 dan L 0 yang artinya tingkat risiko produksi dan tingkat risiko pendapatan yang tergolong cukup rendah. Hasil perhitungan kelayakan finansial diperoleh NPV sebesar Payback Period 1 tahun 6 bulan, IRR 62,02%, R/C Ratio dari tahun pertama sampai tahun kelima lebih besar dari 1, dan B/C Ratio dari tahun pertama sampai tahun kelima lebih besar dari 0. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Page 81-93 ISSN 2745-7427 Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 * Corresponding Author Email arrumy07 ANALISIS RISIKO DAN KELAYAKAN FINANSIAL PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN STUDI KASUS PETERNAKAN BAPAK WAWAN DI KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN Ervin Erdyana, *Mokh Rum Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia ABSTRAK Peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko dan kelayakan finansial pada usaha pembesaran ayam broiler yang tergabung dalam pola kemitraan milik Bapak Wawan di Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. Metode analisis tingkat risiko produksi dan tingkat risiko pendapatan menggunakan rumus batas bawah L dan koefisien variasi CV, sedangkan analisis kelayakan finasial menggunakan Net Present Value NPV, Payback Period PP, Internal Rate of Return IRR, R/C Ratio, dan B/C Ratio. Hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan nilai CV 0 yang artinya tingkat risiko produksi dan tingkat risiko pendapatan yang tergolong cukup rendah. Hasil perhitungan kelayakan finansial diperoleh NPV sebesar Payback Period 1 tahun 6 bulan, IRR 62,02%, R/C Ratio dari tahun pertama sampai tahun kelima lebih besar dari 1, dan B/C Ratio dari tahun pertama sampai tahun kelima lebih besar dari 0. Kata kunci Ayam Broiler, Tingkat Risiko, Kelayakan Finansial. ANALISYS OF THE RISKS AND FINANCIAL PERFORMANCE OF THE BROILER CHICKEN FARM WITH A PARTNERSHIP A CASE STUDY OF WAWAN’S FARM IN PILANGKENCENG CLUTTER, MADIUN REGENCY ABSTRACT Animal farm is one of the important sectors in order to meet food needs. The purpose of this study was to analyze the level of risk and financial feasibility of broiler chicken farming with a partnership pattern owned by Mr. Wawan in Pilangkenceng District, Madiun. The level risk analysis method uses the coefficient variation CV and lower limit L, while the analysis financial feasibility uses Net Present Value NPV, Payback Period PP, Internal Rate of Return IRR, R/C Ratio, and B/C Ratio. The result of the calculation of risk analysis show that the level of production risk and income risk is low because the CV 0. The result of the calculation of financial feasibility obtained NPV Payback Period 1 year 6 months, IRR 62,02%, R/C Ratio from the first year to the fifth year is greater than 1 R/C Ratio > 1, and B/C Ratio from the first year to the fifth year is greater than 0 B/C Ratio > 0. Keywords Broiler Chicken, Risk Level, Financial Feasibility. 82 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 PENDAHULUAN Peternakan merupakan satu dari sekian banyak sektor yang sangat penting bagi pemenuhan pangan, selain sebagai penyedia produk peternakan, juga berperan dalam tersedianya lapangan pekerjaan terutama pada masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan produk hewani juga meningkat. Hal ini menyebabkan perlu adanya peningkatan dalam sektor peternakan, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam perekonomian suatu negara. Usaha pembesaran ayam broiler merupakan salah satu usaha pada sektor peternakan dimana usaha tersebut dapat memberikan keuntungan, sehingga cukup menjanjikan untuk diusahakan. Selain memiliki keunggulan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung, perputaran modalnya juga cepat kembali sehingga banyak peternak di Kabupaten Madiun yang beternak ayam broiler. Menurut data Badan Pusat Statistik 2020, produksi ayam potong di Madiun mengalami peningkatan produksi yaitu ton di tahun 2018 meningkat menjadi ton pada tahun 2019. Peternakan ayam broiler umumnya terbagi menjadi peternak mandiri dan peternak plasma yang tergabung dalam pola kemitraan. Peternak mandiri menjalankan usahanya secara mandiri, mulai dari input produksi sampai dengan menjual hasil panennya. Sedangkan peternak dengan pola kemitraan menjalin kerja sama dengan perusahaan kemitraan, perusahaan menyediakan sarana produksi, memberikan pengarahan pada peternak, dan membeli kembali hasil produksi sesuai dengan kesepakatan atau kontrak Kurnianto et al., 2019. Peternak yang bermitra relatif lebih stabil dalam hal harga jual ayam karena adanya harga kontrak antara petani dan perusahaan mitra sehingga tidak terpengaruh oleh harga pasar Siregar et al., 2016. Namun kemitraan juga memiliki kekurangan, yaitu perusahaan selalu menjadi penentu harga, sedangkan peternak berperan hanya sebagai penerima harga, hal ini menunjukkan bahwa adanya penguasaan yang kuat dari perusahaan sebagai pemilik modal sehingga peternak mempunyai posisi yang lemah Erfit, 2012. Menurut Ridwan & Amrawaty, 2018 pada beberapa kasus kemitraan membuat petani kecil menjadi semakin bergantung pada perusahaan kemitraan karena tidak dapat bersaing dan mengembangkan usahanya tanpa akses dan layanan dari perusahaan. Peternakan ayam broiler tidak lepas dari risiko-risiko yang kompleks dan berpotensi menyebabkan ketidakpastian serta menimbulkan kerugian, dimana sumber-sumber risiko berasal dari risiko produksi, risiko finansial, risiko pemasaran Ramadhan et al., 2018. Secara umum, risiko yang sering dihadapi oleh peternak yaitu perubahan cuaca yang cukup ekstrim, serangan penyakit, dan penggunaan faktor produksi yang tidak optimal Vinanda et al., 2016. Permasalahan yang kerap ditanggung oleh peternakan ayam broiler pola kemitraan diantaranya pemotongan harga oleh pihak perusahaan apabila hasil produksi tidak mencapai target, peternak plasma tidak bisa melakukan negosiasi harga kontrak yang telah disepakati oleh pihak perusahaan, penyediaan DOC yang sering tidak tepat waktu, dan DOC dengan kualitas kurang baik Illahi et al., 2019. Satu dari sekian banyak usaha peternakan ayam broiler yang tergabung dalam pola kemitraan yaitu usaha pembesaran ayam broiler milik Bapak Wawan yang berada di Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. Maka dari itu, 83 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler dengan Pola Kemitraan pada Usaha Peternakan Bapak Wawan di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 Tingkat risiko produksi dan risiko pedapatan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan milik Bapak Wawan di Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun. 2 Kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler dengan pola kemitraan milik Bapak Wawan di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. TINJAUAN PUSTAKA Analisis Risiko Risiko merupakan ketidakpastian yang menimbulkan kerugian. Menurut Sobana, 2018 mengutip dalam Vaughan, risiko adalah kans kerugian dalam artian terdapat keterbukaan terhadap kerugian, kemungkinan kerugian, dan ketidakpastian. Ketidakpastian ini seringkali dihadapi oleh pelaku bisnis yang menyebabkan rentan terhadap kerugian, sehingga penting bagi seorang pelaku bisnis dalam membaca situasi pasar guna menghindari kerugian. Dalam menjalankan suatu usaha, selalu memiliki masalah yang kompleks baik bersifat internal maupun eksternal yang dapat menimbulkan ketidakpastian serta risiko kerugian bagi pemilik usaha Ramadhan et al., 2018. Ketidakpastian menunjukkan tidak diketahuinya peluang dalam terjadinya pengambilan suatu keputusan oleh pemilik usaha karena kurangnya informasi dan pengalaman, inilah yang akhirnya memunculkan risiko dalam suatu usaha Arwita, 2013. Ketidakpastian dan risiko umumnya berbanding lurus, dimana semakin tinggi ketidakpastian, maka risiko yang akan dihadapi suatu usaha juga akan semakin tinggi Kerzner, 1998. Sumber risiko yang kerap kali ditanggung oleh pemilik usaha yaitu; risiko finansial yang timbul dari kegiatan finansial, risiko produksi yang timbul dari kegiatan produski, risiko kebijakan yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan, risiko harga atau pasar yang ditimbulkan oleh pasar Harwood et al., 1999. Adapun beberapa ukuran risiko antara lain, standar deviasi standart deviation, nilai varian variance, dan koefisien variasi coefficient variation, adapun nilai koefisien variasi CV diperoleh dari rasio antara standar deviasi dengan expected return, sedangkan standar deviasi diperoleh dari akar kuadrat variance Winarti, 2017. Analisis Kelayakan Finansial Studi kelayakan bisnis merupakan suatu acuan yang menilai apakah usaha yang telah dijalankan dikatakan layak atau tidak Santa et al., 2020. Analisis kelayakan digunakan untuk menganalisis peluang kemungkinan munculnya permasalahan pada masa mendatang Affandi et al., 2019. Studi kelayakan bisnis sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi untuk mengembangkan bisnis yang telah dijalankan Abou-moghli & Al-abdallah, 2012. Pengertian lain menyebutkan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan kegiatan mengkaji layak atau tidaknya suatu bisnis yang diusahakan terus-menerus, dan juga beberapa metode yang digunakan dalam analisis keayakan finasial Sobana, 2018, antara lain 84 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 a. NPV Net Present Value adalah suatu jumlah atau nilai bersih sekarang yang merupakan selisih antara jumlah aliran kas bersih atau jumlah penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. b. IRR Internal Rate of Return, digunakan dalam perhitungan tingkat suku bunga dimana dengan menyamakan nilai saat ini dari suatu arus kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dengan mengeluarkan investasi awal. c. B/C Ratio Benefit Cost Ratio, merupakan suatu perbandingan antara benefit atau pendapatan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan atau total cost. d. R/C Ratio, merupakan suatu perbandingan antara total revenue atau total penerimaan dengan total cost atau total biaya yang telah dikeluarkan. e. PP Payback Period, merupakan jangka waktu pengembalian modal investasi dalam pembiayaan suatu usaha. Penelitian tentang risiko usaha ayam pedaging di Kabupaten Mojokerto yang dilakukan oleh Ramadhan et al., 2018 menggunakan diagram fish bone untuk mengidentifikasi sumber penyebab risiko. Penelitian oleh Sekarrini et al., 2016 tentang manajemen risiko budidaya ayam broiler di Kabupaten Boyolali menggunakan metode analisis koefisien variasi CV. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suwarta & Hanafie, 2018 menggunakan metode pendekatan destkriptif dan regresi berganda. Penelitian sejenis dilakukan oleh Naftaliasari et al., 2015 tentang analisis risiko usahatani kedelai di kecamatan Raman utara yang menggunakan metode analisis CV dengan melihat tingkat risiko produksi yang dihadapi petani. Penelitian tentang studi kelayakan yang dilakukan oleh Santa et al., 2020 menggunakan NPV, IRR, R/C, Net B/C untuk mengetahui kelayakan usaha broiler di Kabupaten Taratara I. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana et al., 2014, Siringo-ringo 2016 memiliki kesamaan dalam analisis kelayakan finansial yaitu menggunakan NPV, IRR, dan PP. Penelitian oleh Sidi et al., 2018 dalam analisisnya menggunakan alat analisis R/C dan PP. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti 2019 menggunakan alat analisis NPV, IRR, BCR. Penelitian yang dilakukan oleh Jaelani et al., 2013 di Kecamatan Tapin Utara menggunakan R/C dan analisis biaya, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kurnianto et al., 2019 menggunakan alat analisis R/C dan BEP. Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Elpawati et al., 2018 yang menggunakan NPV. IRR. B/C, PP, dan BEP. Penelitian oleh Amri et al., 2017 pada peternak plasma di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal menggunakan alat analisis B/C dan BEP. Penelitian oleh Illahi et al., 2019 di peternakan ayam broiler di Kecamatan Nanggungan Kabupaten Bogor menggunakan alat analisis R/C dan BEP. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan diusaha peternakan ayam broiler Bapak Wawan yang berlokasi di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Lokasi dengan sengaja dipilih purposive dengan mempertimbangkan usaha tersebut sudah dijalankan sejak tahun 2014 dan produksinya berlangsung secara terus-menerus. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Dimana data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner. Adapun data primer yang digunakan pada penelitian yaitu sumber biaya, jumlah penerimaan, dan jumlah biaya yang dikeluarkan yang diperoleh dari 85 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 biaya operasional dan biaya investasi. Sedangkan data sekunder yang berupa data time series tahun 2016-2020 diperoleh dari dinas terkait untuk menunjang data primer. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang terdiri dari analisis risiko dan analisis kelayakan finansial. Analisis risiko menggunakan koefisen variasi CV untuk mengetahui tingkat risiko, sedangkan dalam melakukan analisis kelayakan finansial menggunakan metode analisis yang terdiri dari payback periode, net present value, internal rate of return, B/C Ratio, dan R/C Ratio. Analisis Risiko Pengukuran risiko diukur menggunakan batas bawah pendapatan terendah yang diperoleh peternak dan koefisien variasi yang nilainya diukur pada biaya, pendapatan, dan produksi Hakim et al., 2013. Koefisien variasi merupakan salah satu pengukuran untuk mengetahui tingkat risiko yang diperoleh dari hasil bagi standart deviation dengan nilai yang diharapkan, apabila semakin kecil koefisien variasi maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha Winarti, 2017. Secara sistematis, koefisien variasi dituliskan sebagai berikut ………………………………………………………………………………….1 Dimana CV merupakan koefisien variasi, adalah standart deviation atau simpangan baku, Ri adalah nilai yang diharapkan. Menurut Naftaliasari et al., 2015 batas bawah L diperlukan dalam menunjukkan nilai keuntungan terendah yang diterima oleh pemilik usaha, selain itu untuk mengetahui aman tidaknya modal atau investasi yang ditanam dari kemungkinan terjadinya kerugian. Rumus batas bawah dituliskan sebagai berikut ………………………………………………………………………………..2 Dimana L adalah batas bawah, Ri adalah nilai yang diharapkan, dan adalah simpangan baku atau standart deviation. Terdapat hubungan antara nilai koefisien variasi CV dan batas bawah L. Apabila nilai CV>0,5 maka nilai L0, artinya terhindar dari kerugian. Dan apabila nilai CV=0 dan L=0, artinya usaha tidak untung dan tidak rugi Winarti, 2017. Analisis Kelayakan Finansial Data yang digunakan berupa data penerimaan, pembiayaan, termasuk biaya investasi oleh peternak. Selanjutnya data tersebut akan diolah dengan menggunakan persamaan di bawah ini Sugiyanto et al., 2020. 1. NPV, rumus NPV dituliskan sebagai berikut NPV =..……………………...…..………..……....3 Kriteria kelayakan NPV yaitu NPV>0, maka usaha yang dijalankan menguntungkan NPV=0, maka usaha yang dijalankan mengalami titik impas NPV tingkat discount rate, maka usaha yang dijalankan layak IRR 0, maka bisnis layak diusahakan Jika 1, maka usaha yang dijalankan layak Jika 0 sehingga dikatakan layak, nilai NPV yang diperoleh sejalan dengan penelitian Isa et al., 2019. Payback Period PP Perhitungan payback period pada tabel 6, diperoleh masa pengembalian investasi usaha ayam broiler Bapak Wawan yaitu selama 1 tahun 6 bulan atau 10 kali periode pemeliharaan, hal ini menunjukkan bahwa usaha ayam broiler layak dijalankan karena masa pengembalian investasi 1. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ayam broiler yang dijalankan menguntungkan. Nilai rasio tersebut selaras dengan penelitian Ridwan, 2016. B/C Ratio Hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan B/C Ratio, didapatkan penilaian rasio pendapatan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 nilai B/C ratio sangat bervariasi mulai dari 0,12 sampai dengan 0,21. Semua nilai yang didapatkan lebih besar daripada 0 B/C Ratio > 0, hal ini menunjukkan bahwa usaha ayam broiler layak untuk diajalankan. Nilai yang diperoleh tersebut sejalan dengan penelitian oleh Sajari et al., 2017. PENUTUP Hasil perhitungan pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat risiko produksi dan risiko pendapatan usaha ayam broiler milik Bapak Wawan tergolong rendah karena nilai koefisien variasi CV lebih kecil dari 0,5 dan batas bawah L lebih besar dari 0. Hasil kajian secara finansial menunjukkan bahwa usaha ayam broiler ini layak, dibuktikan dengan nilai NPV > 0 yaitu nilai payback period yaitu 1 tahun 6 bulan atau lebih kecil dari umur investasi, nilai IRR 62,02% lebih besar daripada suku bunga bank, nilai R/C ratio dari tahun 2016 sampai dengan 2020 lebih besar dari 1, nilai B/C ratio dari tahun 2016 sampai 2020 lebih besar dari 0. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah peternak agar dapat lebih menekan biaya produksi serta penanganan pasca panen yang lebih serius terhadap kandang untuk meminimalisir penyakit yang bersumber dari kandang. 91 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 DAFTAR PUSTAKA Abou-moghli, A. A., & Al-abdallah, G. M. 2012. Market Analysis and the Feasibility of. European Scientific Journal, 89, 94–113. Affandi, R., Siregar, M. R., Sari, D. I., Savira, N., Wulantiya, S., & Habib, A. 2019. Financial Feasibility Analisys Of Voerseri Business Packaging Bird Feed from Kersen / Singapore Cherry . Journal of Agribusiness Science, 22, 42–46. Amri, K. S., Wahyuningsih, S., & Subekti, E. 2017. Analisis Kelayakan Usaha Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti-Plasma Studi Kasus Peternak Plasma PT. Mustika di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian, 132, 78–86. Arwita, P. 2013. Analisis Risiko Usaha Peternakan Ayam Broiler Dengan Pola Kemitraan Dan Mandiri di Kota Sawahlunto/Kab. Sijunjung. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Jawa Timur dalam Angka. Berita Resmi Statistik, Diakses 19 Mei 2020. Elpawati, E., Nugraha, A. T., & Shofiatina, R. 2018. Kelayakan Usaha Ayam Broiler Studi pada Usaha Peternakan di Desa Cibinong. Journal of Sustainable Agriculture, 332, 96–105. Erfit. 2012. Analisis Kesetaraan dalam kemitraan pada Agribisnis Hortikultura. Jurnal Embrio, 25, 132–143. Febrianto, N., Putritamara, J. A., & Hartono, B. 2018. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Broiler di Kabupaten Malang. Agriekonomika, 72, 168–175. Hakim, L., Widodo, S., & Fauziah, E. 2013. Manajemen Risiko Usaha Peternakan Ayam Pedaging Broiler di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. 1–17. Data Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS. Februari 2012 Harwood, J., Heifner, R., Coble, K., Perry, J., & Somwaru, A. 1999. Managing Risk in Farming Concepts, research, and Analysis. Economic Research Service, USDA. Illahi, N. M. A., Novita, I., & Masithoh, S. 2019. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisains, 52, 17–28. Isa, A. H. M., Ismail, M. M., Samsuddin, N. S., & Abdurofi, I. 2019. Profitability of broiler contract farming A case study in johor and sabah. International Journal of Business and Society, 202, 521–532. Jaelani, A., Suslinawati, & Maslan. 2013. Analisis kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin. Jurnal Ilmu Ternak, 132, 42–48. 92 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 Kerzner, H. 1998. Project Management a Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. In Baldwin-Wallace College Ed., Anasthesiologie Intensivmedizin Notfallmedizin Schmerztherapie 8th ed., Vol. 34, Issue 12. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Kurnianto, A., Subekti, E., & Nurjayanti, E. D. 2019. Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti-Plasma Studi Kasus Peternak Plasma PT. Bilabong di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian, 152, 47–57. Maulana, Y., Mauludin, Y., & Gunadhi, E. 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Broiler Dengan Pola Kemitraan Studi Kasus Di Peternakan Bu Lilis Rancamidin, Cibodas. Jurnal Kalibrasi, 121, 1–10. Naftaliasari, T., Abidin, Z., & Kalsum, U. 2015. Analisis Risiko Usahatani Kedelai di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ilmu IImu Agribisnis, 32, 148–156. Nurwantara, M. P., Raharja, S., & Udin, F. 2017. Financial Feasibility Analysis of Small and Medium Business Development CV. XYZ in Madiun East Java. SEAS Sustainable Environment Agricultural Science, 11, 19–26. Ramadhan, B. D., Yektiningsih, E., & Sudiyarto. 2018. Analisis Risiko Usaha Ayam Pedaging di Kabupaten Mojokerto. 181, 77–92. Ridwan. 2016. Analisis risiko pendapatan dan produksi usaha peternakan ayam broiler dengan pola kemitraan di kecamatan mangarabombang kabupaten takalar. Skripsi. Ridwan, M., & Amrawaty, A. 2018. Agribusiness partnership performance in empowering broiler breeders. Bulgarian Journal of Agricultural Science, 245, 750–758. Sahari, R. E., Nurhapsa, & Muhdiar. 2019. Efisiensi Biaya Produksi Ayam Broiler dengan Pola kemitraan Arcandia di Kelurahan Dolangan kabupten Pinrang. Jurnal Ecosystem, 1903, 309–315. Sajari, I., Elfiana, & Martina. 2017. Analisis Kelayakan Usaha Keripik Pada UD. Mawar Di Gampong Batee IE Liek Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Jurnal 12, 116–124. Salam, T., Muis, M., Alfian, D., Rumengan, E. N., Sekolah, D., Penyuluhan, T., Gowa, P., & Sekolah, A. 2006. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan The finansial analyse of broiler chicken by partner pattern. Jurnal Agrisistem, 21, 32–39. Santa, N. M., Kalangi, L. S., & Wantasen, E. 2020. Analisis Kelayakan Usaha Broiler di Kelurahan Taratara I Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon. Zootec, 401, 289–298. 93 Ervin Erdyana & M. Rum, Analisis Risiko dan Kelayakan Finansial Peternakan Ayam Broiler AGRISCIENCE Volume 2 Nomor 1 Juli 2021 Sekarrini, R., Harisudin, M., & Riptanti, E. W. 2016. Manajemen Risiko Budidaya Ayam Broiler di Kabupaten Boyolali. AGRISTA, 43, 329–340. Sidi, M. A. I. P., M, H., & A, A. 2018. Analisis Pendapatan Usaha Kemitraan Ayam Broiler di PT. Ciomas Lampung Tahun 2016 Studi Kasus di Samsul Arifin Farm, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Wahana Peternakan, 21, 19–32. Siregar, A. R., Sirajuddin, S. N., Abidin, Z., & Lestari, V. S. 2016. Market Risk Sharing In Partnership Broilers. International Journal of Sciences Basic and Applied Research IJSBAR, 273, 20–25. Siringo-ringo, A. 2016. Studi Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Dengan Pola Kemitraan Di Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Program Stusi Pasir Pengairan. Rokan Hulu. Sobana, H. D. H. 2018. Studi Kelayakan Bisnis. In Penerbit PUSTAKA SETIA Bandung. Sugiarti. 2019. Analisis Finansial Plasma Ayam Broiler Pola Kemitraan Di Sleman, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Fillia Cendekia, 42, 66–69. Sugiyanto, Nadi, L., & Wenten, I. K. 2020. Studi Kelayakan Bisnis. YPSIM. Sunarya, D., & Fauziyah, E. 2021. Nilai Tambah dan kelayakan finansial produk Kerupuk Samiler pada Industri Rumahtangga IRT “Maju Jaya.” Journal Agriscience, 13, 586–596. Suwarta, & Hanafie, R. 2018. the Influence of Business Management on Income and the Risk of Income in the Broiler Chicken Farming. Journal of Socioeconomics and Development, 11, 25–31. Vinanda, G., Harianto, H., & Anggraeni, L. 2016. Risiko Produksi Ayam Broiler Dan Preferensi Peternak Di Kabupaten Bekasi. Jurnal Manajemen Dan Agribisnis, 131, 50–58. Winarti, L. 2017. Analisis Resiko Usahatani Ikan Bandeng di Desa Sungai Undang Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah. Ziraa’ah, 422, 100–106. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok. Struktur organisasi adalah sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok. Semua organisasi betapapun kecilnya, mempunyai semacam struktur karena secara umum suatu struktur dirancang dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuannya. Pernyataan ini juga mengacu pada enam unsur kunci yang terdiri dari elemen-elemen spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi serta Muhamad Akbar IllahiIta NovitaSiti MasithohDalam mengembangkan usaha ternak ayam broiler peternak melakukan usaha dengan menjalin pola kemitraan, sehingga peternak dibantu oleh perusahaan dalam menyediakan sapronak dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan antara peternak dan perusahaan, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, R/C dan Break Event Point BEP pada usaha ternak ayam broiler. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2019 di Kecamatan Nanggung. Metode penelitian sampel menggunakan metode sesus dengan jumlah sampel 18 peternak mitra. Pengolahan dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif analisis pendapatan, analisis R/C ratio dan Break Event Point. Secara umum penelitian ini menunjukkan hubungan yang dilakukan antara peternak ayam broiler dan perusahaan yaitu pola Inti-Plasma dan kerjasama operasional agribisnis KOA. Hasil analisis R/C ratio menunjukkan tidak terdapatnya peternak yang mengalami kerugian dengan nilai tertinggi rasionya 1,158 pada peternak skala IV. Hasil analisis Break Event Point BEP melebihi titik impas baik BEP produksi dan harga pada setiap skala. Peternak mitra memperoleh banyak manfaat seperti bantuan modal, penyuluhan serta pemasaran Kunci Ayam Broiler, Pola Kemitraan, Biaya, ANALYSIS OF BROILERS IN TARATARA I VILAGE WEST TOMOHON DISTRICT TOMOHON CITY. Broiler business which is run by partnership pattern, is one of the suppliers of food products that source animal protein. Increased demand for broiler meat, needs to be followed by business development that has previously calculated the level of business feasibility. This study aims to determine the feasibility of a broiler business based on Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, R/C, Net B/C. The study was conducted by taking a case in a broiler business with a capacity of animals, with 6 maintenance periods per year, which has been undertaken since 2015, located in Taratara I Village, Tomohon Barat District. The results showed that the average cost wasIDR. while income was IDR. and profit wasIDR The NPV value was IDR which had a positive number, an IRR value was 19,03%, and both of R/C and Net B/C was higher than 1, so that the broiler business can be implemented and study evaluated the profitability of small scale broiler production in Sabah and Johor with emphasis on contract farming. Cost benefit analysis and financial appraisal were carried out and the net return, value of input and output indicated broiler contract farming in Johor was more viable and profitable compared to Sabah. There were two obstacles limiting sustainable broiler contract farming in Sabah 1 higher feed cost, and 2 low profit due to low gross margin between production cost and the ex-farm selling price. Therefore, in this study, the financial performance was evaluated, and sensitivity analysis was performed to assess the effect of changes in feed cost and selling price. The results concluded that Sabah broiler contract farming was more sensitive to changes in feed cost and selling price while the implementation of a zero tax incentive to small scale broiler contract farmers especially in Sabah would help the industry remained dilaksanakan di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang dengan tujuan untuk mengetahui besarnya biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha peternakan broiler. Metode yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan sampel secara purposive random sampling terhadap 69 peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara dan penyebaran kuisioner terstruktur. Data dianalisis menggunakan analisis biaya dan R/C ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya tetap sebesar Rp. biaya variabel sebesar Rp. penerimaan total sebesar Rp. keuntungan sebesar Rp. Usaha peternakan broiler di Kecamatan Bululawang layak untuk dikembangkan, dengan nilai analisa R/C ratio yaitu sebesar > 1 rata-rata 1,11. critical value, maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya terjadi kointegrasi. Jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka digunakan model VARD VAR in difference, sedangkan jika dalam data yang diduga di model VAR terdapat kointegrasi maka model VAR yang digunakan adalah model VECM Firdaus, 2011.III. HASIL DAN Karakteristik Perdagangan Ayam Broiler Jawa ayam broiler di wilayah Jawa Barat terdiri dari peternak kemitraan pabrikan terintegrasi kemitraan internal, kemitraan non pabrikan kemitraan eksternal, dan peternak mandiri. Pada kemitraan internal, harga jual sesuai kontrak. Sedangkan kemitraan eksternal harga jual tidak sesuai harga kontrak, namun mengikuti harga pasar. Peternak lebih banyak memilih usaha dengan sistem kemitraan internal karena risiko harga lebih aman. Jalur distribusi ayam broiler di wilayah Jawa Barat secara umum adalah dari peternak ayam dijual dalam kilogram berat hidup kepada mitra yang biasanya diarahkan kepada rumah potong ayam RPA untuk kemudian dijual ke pedagang besar grosir. Pedagang besar kemudian menyalurkan ke pedagang bakulan untuk seterusnya didistribusikan kepada pedagang pengecer di pasar-pasar tradisional internal Jawa Barat dan daerah sekitarnya, DKI Jakarta dan Banten. Jawa Barat sebagai sentra produsen utama ayam broiler di Indonesia memiliki peran sangat penting dalam produksi. Jawa Barat merupakan salah satu penentu harga untuk wilayah Jawa dan luar Jawa. Hal ini disebabkan peran Jawa Barat dalam perdagangan ayam broiler cukup besar yakni sekitar hampir 32 persen penghasil daging ayam broiler di Indonesia. Diindikasikan terjadi integrasi vertikal pada peternakan broiler Jawa barat sehingga menyebabkan beberapa implikasi i Bahri, dkk. 2012 mengatakan dengan bermitra, peternak akan mendapatkan jaminan pasokan sarana produksi peternakan dan penjualan hasil, sesuai aturan main yang dipilih dalam pola kemitraan; ii Peternak bermitra mendapatkan jaminan keuntungan PANGAN, Vol. 30 No. 1 April 2021 31 – 4436dan tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan peternak mandiri. Syarat teknis yang harus dicapai terutama tingkat mortalitas, feed convertion ratio/FCR, umur panen, dan indeks prestasi/IP Pramita, dkk., 2017; iii Sementara, peternak rakyat mandiri akan menghadapi dua masalah yaitu menghadapi struktur pasar oligopoli pada pasar input DOC, pakan, serta vitamin dan obat-obatan dan struktur pasar oligopsonistik di pasar output Ilham dan Saptana, 2019; Fitriani, dkk., 2014. Peternak mandiri ini akan menanggung harga input lebih tinggi akan tetapi harus menerima kenyataan harga jual yang lebih rendah dari semestinya. Kondisi ini berdampak pada posisi tawar peternak relatif rendah. Harga komoditas peternakan pada umumnya dipengaruhi oleh keseimbangan penawaran dan permintaan. Ayam broiler merupakan salah satu komoditas peternakan tentu mengalami uktuasi harga baik di tingkat produsen, grosir maupun harga nasional. Salah satu penyebab uktuasi harga adalah keterkaitan pasar produsen dengan pasar nasional Indonesia. Hal ini karena ayam merupakan komoditas rawan uktuasi sehingga perkembangan harga sangat dipengaruhi perkembangan harga ayam nasional. Adapun pergerakan harga ayam di tingkat peternak, grosir dan Indonesia disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa harga daging ayam broiler di tingkat peternak lebih rendah jika dibandingkan dengan harga ayam broiler di tingkat grosir dan pasar Indonesia. Harga yang diterima peternak ditetapkan oleh pedagang perantara/pengumpul berdasarkan harga basis yang ditetapkan pedagang besar grosir. Hal tersebut diduga karena harga di tingkat produsen berperan sebagai price taker, sehingga hanya dapat menerima keputusan harga yang ditetapkan konsumen. Harianto, dkk., 2019; Fitriani, dkk., 2014. Posisi tawar produsen yang rentan tersebut disebabkan tidak teraksesnya informasi pasar yang cukup, sehingga produsen selalu menerima tingkat harga yang ditetapkan oleh para pedagang. Hal tersebut sejalan dengan hasil kajian Yuningtyas, dkk. 2019, serta Djulin dan Malian 2012. Penurunan harga di tingkat peternak juga tidak ditransmisikan dengan baik ke tingkat konsumen, karena posisi peternak sangat rentan Saptana, dkk., 2016b Berdasarkan nilai koesien variasinya CV, dapat dijelaskan bahwa harga di tingkat grosir CV= 0,071 dan Indonesia CV= 0,105 memiliki nilai koefesien variasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan pasar peternak 0,052. Artinya, harga ayam broiler di tingkat grosir dan pasar Indonesia memiliki tingkat uktuasi yang lebih tinggi. Fluktuasi harga jangka pendek Gambar 2. Perkembangan Harga Ayam Tingkat Peternak, Grosir Bandung dan Pasar Indonesia 2014–2019 Sumber Badan Pusat Statistik 2020, diolah. 37Integrasi Pasar Ayam Broiler di Sentra Produksi di Jawa Barat dan Pasar IndonesiaJojo, Harianto, Rita Nurmalina dan Dedi Budiman Hakimterjadi karena perubahan harga ayam broiler di pasar Indonesia dipengaruhi oleh harga penawaran periode lalu, harga ayam broiler di pasar grosir dan Indonesia. Adapun harga ayam broiler di tingkat grosir dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi di peternak. Hal tersebut menyebabkan harga ayam broiler di tingkat grosir beruktuasi mengikuti pergerakan ayam broiler di tingkat peternak. Sementara, perubahan harga ayam broiler di tingkat produsen relatif industri unggas saat ini dihadapkan pada masalah harga di tingkat peternak yang terus menurun Rezkisari, 2020. Hal ini diduga akibat kelebihan produksi over supply dan meningkatnya harga pakan input yang dipicu kenaikan bahan baku yang masih bergantung pada impor Umboh, 2014. Selain itu, kerentanan yang lain seperti karakteristik permintaan yang tinggi pada hari raya tertentu seperti Idul Fitri menyebabkan uktuasi harga di tingkat pengecer. Kenaikan harga menjelang hari raya tersebut diduga karena perusahaan pemasok DOC membatasi produksi dan peredarannya, sehingga jumlah ayam yang tersedia di pasaran terbatas. Sesuai dengan hukum permintaan, maka hal tersebut akan memicu kenaikan harga pada hari raya. Gambar 2 juga menginformasikan, pada bulan Juli 2015 menjelang hari raya Idul Fitri, harga di pasar Indonesia pada bulan sebelumnya harga ayam broiler adalah terdapat kenaikan harga 4,12 persen. Harga di tingkat grosir pada periode yang sama, menunjukkan harga sebelumnya harga pada bulan Juli terdapat kenaikan 5,65 persen. Sementara harga di tingkat peternak pada periode yang sama, menunjukkan harga broiler pada bulan Juli sementara harga bulan sebelumnya kenaikan hanya 2,94 persen. Hasil kajian Saptana, dkk., 2016a menunjukkan bahwa perkembangan harga bulanan memiliki keterkaitan yang tinggi dengan kebutuhan pangan dalam hal ini ayam di hari-hari besar keagamaan, terutama Hari Raya Idul Fitri. Saat satu bulan sebelum bulan puasa, harga merambat naik hingga mencapai 10–20 persen. Dari pernyataan tersebut, ternyata perubahan tingkat harga yang terjadi di tingkat grosir dan pasar Indonesia tidak seutuhnya sampai di tingkat peternak. Bouchard 2020 mengatakan peternak produsen dalam posisi tidak berdaya karena keterbatasan informasi pasar. Evaluasi Hasil Pengujian Beberapa langkah pengujian yang diterapkan dalam analisis ini, yaitu uji stasioneritas, lag optimal dan kointegrasi dengan penjabaran sebagai berikut Pertama, uji stasioneritas. Uji stasioneritas data harga ayam broiler dilakukan pada setiap tingkatan harga peternak, grosir dan Indonesia dengan menggunakan Uji ADF Augmented Dickey-Fuller. Dilakukan pengujian stasioneritas harga ayam broiler pada beberapa kondisi yaitu level rst difference dan seterusnya. Jika data tidak stasioner pada tingkat level I 0 maka diuji kembali pada tingkat rst difference I 1 dan seterusnya, hingga didapatkan data yang stasioner Tabel 1.Hasil uji ADF Tabel 1 menunjukkan bahwa variabel harga ayam broiler di tingkat peternak, grosir dan pasar Indonesia tidak stasioner pada level I 0. Hal ini didapat dari hasil uji ADF pada level I 0 untuk ketiga variabel memiliki nilai mutlak uji statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis Mckinnon. Data yang tidak stasioner pada tingkat level I 0 selanjutnya diuji kembali pada rst difference I 1 untuk melihat stasioneritas data. Tabel 1. Uji Stasioneritas Data Harga Ayam Broiler di Tingkat Peternak, Grosir Bandung dan Pasar Indonesia Keterangan * = stasioner, pada taraf nyata 1 Badan Pusat Statistik 2020, diolah PANGAN, Vol. 30 No. 1 April 2021 31 – 4438Pada tingkat rst difference I 1 tersaji bahwa variabel data harga ayam di tingkat peternak, grosir dan harga Indonesia telah stasioner. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai mutlak uji statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mckinnon dan nilai probabilitas yang signikan pada taraf 1 uji lag optimal. Penentuan lag optimal merupakan langkah penting dalam mengestimasi model VAR/VECM karena lag dari variabel endogen dalam sistem persamaan akan digunakan sebagai variabel eksogen. Tujuan penentuan lag optimal adalah untuk menghilangkan masalah autokorelasi dan asumsi heteroskedastisitas dalam sistem VAR/VECM Enders, 1995. Penentuan panjang lag tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria informasi yang atau besar lag yang dipilih merupakan lag yang menghasilkan kriteria paling kecil. Pada kriteria LR lag optimal yang bisa digunakan adalah lag 5, sedangkan FPE, dan AIC lag optimal pada lag 2. Adapun pada kriteria SC dan HQ lag optimal yang dapat digunakan adalah lag 1. Informasi pada Tabel 2 menunjukkan, penentuan lag dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan kriteria Akaike Information Criterion AIC. Berdasarkan hasil uji pada tabel tersebut menunjukkan bahwa lag optimal yang akan digunakan dalam model VAR/VECM adalah lag 2. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa lag optimum yang digunakan pada model integrasi pasar daging ayam Jawa Barat dengan Indonesia adalah lag 2. Artinya semua variabel yang ada dalam model ini saling memengaruhi satu sama lain tidak hanya pada periode sekarang, namun variabel-variabel tersebut saling berkaitan sampai pada 2 periode sebelumnya. Hasil ini berbeda dengan hasil temuan Zahara 2020, kriteria FPE, AIC, SC dan HQ menyarankan lag 1 sedangkan kriteria LR menyarankan lag 3. Panjang atau besar lag yang dipilih merupakan lag yang menghasilkan kriteria paling kecil. Berdasarkan hasil penghitungan panjang lag optimal, kriteria Final Prediction Error FPE memiliki nilai terkecil. Dengan demikian panjang lag optimal yang dipilih pada model integrasi pasar kopi robusta Lampung dengan pasar Bursa London adalah lag pada Tabel 2 menunjukkan, penentuan lag dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan kriteria Akaike Information Criterion AIC. Berdasarkan hasil uji pada tabel tersebut menunjukkan bahwa lag optimal yang akan digunakan dalam model VAR/VECM adalah lag 2. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa lag optimum yang digunakan pada model integrasi pasar daging ayam Jawa Barat dengan Indonesia adalah lag 2. Artinya semua variabel yang ada dalam model ini saling memengaruhi satu sama lain tidak hanya pada periode sekarang, namun variabel-variabel tersebut saling berkaitan sampai pada 2 periode ini berbeda dengan hasil temuan Zahara 2020, kriteria FPE, AIC, SC dan HQ menyarankan lag 1 sedangkan kriteria LR menyarankan lag 3. Panjang atau besar lag yang dipilih merupakan lag yang menghasilkan kriteria paling kecil. Berdasarkan hasil penghitungan panjang lag optimal, kriteria Final Prediction Error FPE memiliki nilai terkecil. Dengan demikian panjang lag optimal yang dipilih pada model integrasi pasar kopi robusta Lampung dengan pasar Bursa London adalah lag 1. Integrasi pasar kopi robusta Lampung Tabel 2. Penentuan Panjang Lag Optimal Harga Ayam Broiler di Tingkat Peternak, Grosir dan Pasar IndonesiaKeterangan * = menunjukkan nilai yang dipilih oleh kriteriaSumber Badan Pusat Statistik 2020, diolah 39Integrasi Pasar Ayam Broiler di Sentra Produksi di Jawa Barat dan Pasar IndonesiaJojo, Harianto, Rita Nurmalina dan Dedi Budiman Hakimdengan pasar Bursa London adalah lag hasil temuan Yuningtyas, dkk. 2019 menyebutkan penentuan lag dilakukan dengan menggunakan kriteria Akaike Information Criterion AIC. Hasil tersebut menunjukkan bahwa lag optimal yang akan digunakan dalam model VECM adalah lag 3. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa lag optimum yang digunakan pada model integrasi pasar karet alam Indonesia dengan dunia adalah lag 3. Artinya semua variabel yang ada dalam model ini saling memengaruhi satu sama lain tidak hanya pada periode sekarang, namun variabel-variabel tersebut saling berkaitan sampai pada 3 periode Jika nilai trace statistics atau max-Eigen statistic lebih besar dibandingkan nilai kritis critical value, maka dapat dikatakan terjadi kointegrasi pada sistem persamaan yang dianalisis. Hasil pengujian kointegrasi pasar daging ayam broiler Jawa Barat dan pasar Indonesia disajikan pada Tabel Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa nilai trace statistic dan maxeigen statistic memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai kritis 5 persen. Apabila nilai trace statistic dan max-eigen statistic lebih kecil dibanding nilai kritis maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang atau tidak ada kointegrasi dalam persamaan tersebut. Semakin besar nilai trace statistic dan maksimum eigenvalue maka semakin tinggi tingkat kointegrasinya. Pada Tabel 3 juga menginformasikan bahwa tidak ada persamaan yang terkointegrasi di antara peubah-peubah di dalam model. Hal tersebut mengandung arti bahwa pasar daging ayam Jawa Barat dan pasar Indonesia tidak terintegrasi dalam jangka panjang. Namun dalam jangka pendek hubungan tersebut dapat saja terjadi. Sehingga perlu dilakukan analisis selanjutnya yang dilakukan dengan menggunakan analisis VAR in Difference VARD untuk melihat terjadinya integrasi pasar ayam broiler dalam jangka adanya harga daging ayam broiler terkointegrasi di tingkat peternak, grosir Bandung, dan pasar Indonesia menunjukkan bahwa dalam jangka panjang tidak ada keseimbangan hubungan antara harga di pasar tersebut. Tidak kointegrasi artinya harga daging ayam broiler tingkat peternak, dengan grosir dan pasar Indonesia tidak terintegrasi dan merugikan peternak sebagai produsen karena perubahan kenaikan harga di grosir dan pasar Indonesia tidak ditransmisikan ke peternak. Tidak ada transmisi harga menunjukkan kegagalan Hukum Satu Harga Law of One Price / LOP, di mana sinyal dan informasi harga berada ditransmisikan secara merata sehingga pergerakan harga antara pasar yang berbeda akan sama Fackler dan Goodwin, 2001. Analisis Integrasi Pasar Ayam Broiler Jawa Barat dan Pasar IndonesiaIntegrasi pasar ayam broiler Jawa Barat dan pasar Indonesia dianalisis menggunakan metode VAR in defference untuk melihat hubungan jangka pendek. Tabel 4 menunjukkan variabel-variabel yang memengaruhi pembentukan harga di tingkat peternak PFC, grosir PBC dan pasar Indonesia PIC. Pada jangka pendek perubahan harga ayam broiler hidup di tingkat peternak tidak dipengaruhi oleh perubahan harga periode sebelumnya di tingkat peternak itu sendiri, harga grosir maupun harga pasar Indonesia. Dalam hal ini, pembentukan harga broiler peternak mandiri dan kemitraan eksternal saat ini diduga cenderung mengikuti harga posko yang ditentukan PINSAR yang Tabel 3. Uji Kointegrasi Johansen Harga Ayam Broiler di Tingkat Peternak, Grosir Bandung dan Pasar tidak signikan pada taraf nyata 5 persen PANGAN, Vol. 30 No. 1 April 2021 31 – 4440merupakan wadah perusahaan-perusahaan besar peternakan dalam penentuan strategi bersama. Hasil ini sejalan dengan hasil kajian Saptana, dkk. 2020, Ningsih dan Prabowo 2017 yang menyebut harga ayam broiler hidup tingkat peternak ditentukan oleh oligopoli perusahaan besar. Di samping itu, peternak kemitraan internal hanya menerima harga sesuai kesepakatan, tidak terpengaruh naik turun harga pasar Sarwanto, 2004. Hasil ini didukung hasil kajian Harianto 2019 dan Firiani 2014 yang menyebutkan produsen berperan sebagai price taker, sehingga hanya dapat menerima keputusan harga yang ditetapkan pedagang. Adapun harga grosir dalam jangka pendek dipengaruhi oleh perubahan harga tingkat peternak pada lag kesatu 1 bulan sebelumnya pada taraf nyata 5 persen, besarnya perubahan sebesar 0,821. Dengan kata lain, jika terjadi perubahan kenaikan harga di tingkat peternak satu periode lalu sebesar 1 persen, maka akan terjadi perubahan kenaikan harga di tingkat grosir sekarang sebesar 0,821 persen. Tanda positif tersebut mengindikasikan jika terjadi peningkatan harga daging ayam peternak maka akan direspon oleh pasar daging ayam grosir dengan meningkatkan harga daging ayam dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan harga daging ayam tingkat grosir ditentukan oleh perubahan harga daging ayam tingkat peternak. Harga grosir juga dipengaruhi perubahan dua bulan sebelumnya harga Indonesia sebesar -0,091 taraf nyata 20 persen. Pengaruh harga pasar Indonesia bertanda negatif terhadap harga grosir, artinya bila terjadi kenaikan harga sebelumnya sebesar 1 persen di pasar Indonesia maka akan menurunkan harga sekarang di grosir sebesar 0,091 persen. Di pihak lain, perubahan harga Indonesia dalam jangka pendek dipengaruhi oleh perubahan harga tingkat grosir satu bulan sebelumnya sebesar 0,602. Artinya, bila terjadi perubahan kenaikan harga tingkat grosir satu periode lalu sebesar 1 persen, maka akan terjadi perubahan kenaikan harga di tingkat Indonesia saat ini sebesar 0,602 pada taraf nyata 5 persen. Artinya, pembentukan harga di pasar Indonesia ditentukan harga penawaran tingkat grosir Bandung periode lalu. Lain pihak, perubahan harga ayam broiler jangka pendek tingkat pasar Indonesia juga dipengaruhi oleh perubahan harga ayam broiler pasar Indonesia itu sendiri sebesar -0,222 pada periode satu bulan sebelumnya pada taraf nyata 20 persen. Artinya bila terjadi kenaikan 1 persen di harga Indonesia sebelumnya, maka akan menurunkan harga saat ini sebesar 0,222 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penentuan harga ayam broiler para pelaku pasar di pasar Indonesia tidak hanya mempertimbangkan penawaran dan permintaan yang terjadi pada periode bersangkutan tetapi juga memperhatikan harga ayam yang terbentuk pada pasar Indonesia periode sebelumnya. Hal demikian menunjukkan bahwa tren harga ayam Indonesia akan mengalami penurunan setiap periodenya jika dilihat dalam jangka pendek Gambar 2.Secara keseluruhan hasil analisis VAR menunjukkan bahwa tidak terjadi integrasi antara pasar daging ayam broiler di tingkat produsen, grosir dan Indonesia baik pada jangka panjang ataupun jangka pendek. Hasil ini sejalan dengan kajian Saptana, dkk. 2020; Saptana, dkk., 2016b; Ningsih dan Prabowo 2017 yang mengatakan pasar broiler di tingkat peternak di daerah sentra produksi di Jawa Barat dan di tingkat pedagang pengecer di Kota Bandung tidak terintegrasi dengan baik. Akibat kurang terintegrasinya pasar tersebut, diduga harga broiler saat ini cenderung mengikuti harga posko yang ditentukan PINSAR. PINSAR merupakan wadah perusahaan-perusahaan besar perunggasan dalam melakukan kesepakatan harga posko bersama. Di samping itu, harga broiler Jawa Barat juga banyak dipengaruhi oleh pasokan dari daerah sentra produksi Bogor dan Bekasi dan harga di tujuan pasar utama DKI Jakarta dan Banten karena secara spasial lokasinya berdekatan. Menurut Mayer dan von Cramon-Taubadel 2004, harga di antara dua pasar yang tidak bergerak dari satu pasar ke pasar lainnya, dapat disebabkan oleh biaya penyesuaian, kekuatan pasar yang dimiliki pasar tertentu, kebijakan pemerintah dan informasi yang asimetris. Dengan demikian, untuk meningkatkan integrasi pasar broiler, perlu upaya peningkatan transmisi yang lebih baik dengan peningkatan akses informasi pasar secara transparan. Pasar yang terintegrasi mencerminkan transmisi harga yang simetris. Hal tersebut perlu didukung dengan 41Integrasi Pasar Ayam Broiler di Sentra Produksi di Jawa Barat dan Pasar IndonesiaJojo, Harianto, Rita Nurmalina dan Dedi Budiman Hakimtersedianya infrastruktur dan sarana informasi yang murah dan mudah diakses secara online. Terintegrasinya pasar broiler akan memberikan dampak pada distribusi margin pelaku usaha perunggasan sehingga tercipta rasa keadilan semua pihak. Hal ini sejalan dengan pendapat Conforti 2004, bahwa transmisi harga dan integrasi pasar akan berjalan sempurna apabila di dalam pasar tidak terjadi friksi dan distorsi. Artinya, pasar akan berjalan secara esien jika tidak terdapat gangguan-gangguan/ penyimpangan pada pasar, seperti jarak, peraturan yang ketat/membatasi, dan biaya overhead cost.Sedangkan tidak terjadinya integrasi pasar menunjukkan bahwa perubahan harga dalam satu pasar produsen tidak direeksikan sebagai suatu perubahan harga di pasar produsen yang berbeda secara geogras Goletti, dkk., 1995; Suryana, dkk., 2014. Lebih lanjut pasar yang tidak terintegrasi ini akan menyebabkan alokasi sumberdaya yang tidak esien Faminow dan Benson 1990; Tahir dan Riaz 1997; Meyer dan Cramon Taubadel 2004. Pasar yang tidak terintegrasi dapat membawa informasi yang tidak akurat sehingga dapat mendistorsi keputusan pasar produsen dan kontribusi pergerakan produk menjadi tidak e berpendapat, dengan memperhatikan kondisi pasar ayam broiler di Indonesia perlu dipikirkan kebijakan yang memberikan layanan informasi ketersediaan ayam broiler dalam berbagai tingkatan pemasaran, terutama informasi harga yang ada di pasar sentra Tabel 4. Estimasi Harga Jangka Pendek Harga Ayam Broiler di Tingkat Peternak, Grosir Bandung dan Pasar Indonesia VAR in Difference / VARDKeterangan angka dalam [ ] adalah nilai statistik *** = nyata pada taraf 5%, sedangkan ** = nyata pada taraf 10% dan * = nyata pada taraf 20%. Adapun Nilai t tabel t α=5%= 1,99, tα=10%= 1,66, dan t α=20%= 1, Badan Pusat Statistik 2020, diolah. PANGAN, Vol. 30 No. 1 April 2021 31 – 4442produksi pada periode momen menjelang Hari Raya Nasional dan Idul Fitri. Implikasi KebijakanGuna meningkatkan integrasi pasar dapat dilakukan dengan memperbaiki arus informasi dari pusat-pusat pasar konsumsi ke daerah-daerah sentra produksi unggas. Pemerintah melalui instansi terkait disarankan untuk meningkatkan akses informasi harga pasar ayam broiler secara transparan dan biaya terjangkau dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur informasi harga ayam broiler secara online, mempergunakan aplikasi berbasis android/IOS. Penulis berpendapat, dengan memperhatikan kondisi pasar ayam broiler di Indonesia perlu dipikirkan kebijakan yang memberikan layanan informasi ketersediaan ayam broiler dalam berbagai tingkatan pemasaran, terutama informasi harga yang ada di pasar sentra produksi pada periode momen menjelang Hari Raya Nasional dan Idul Fitri. Kemitraan usaha yang melibatkan peternak menengah dan kecil perlu terus ditingkatkan, terutama dalam skala kawasan sentra produksi peternakan unggas. Dengan demikian, akan terbangun keterpaduan antarpelaku dan keterpaduan proses produk memberikan dampak pada distribusi margin pelaku usaha perunggasan sehingga tercipta rasa keadilan semua KESIMPULAN Secara umum integrasi pasar yang diindikasikan oleh harga ayam broiler di tingkat peternak di daerah sentra produksi di Jawa Barat dan di tingkat pedagang pengecer di Pasar Indonesia tidak terintegrasi dengan baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek. Perubahan harga ayam broiler hidup di tingkat peternak Jawa Barat tidak dipengaruhi oleh perubahan harga sebelumnya di peternak itu sendiri, harga grosir Bandung maupun harga pasar Indonesia. Akan tetapi sangat ditentukan oleh kekuatan oligopoli yang cenderung berbentuk oligopoli terpimpin perusahaan perunggasan skala besar melalui penentuan harga posko grosir Bandung dalam jangka pendek dipengaruhi oleh perubahan harga tingkat peternak satu bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,821. Harga grosir Bandung juga dipengaruhi perubahan dua bulan sebelumnya dari harga Indonesia sebesar -0,091. Harga di pasar Indonesia dipengaruhi oleh harga grosir Bandung periode sebelumnya yaitu sebesar 0,601. Begitupun harga di tingkat pasar Indonesia sebelumnya, dipengaruhi oleh pembentukan harga pasar Indonesia itu sendiri yaitu sebesar -0,222. Pembentukan harga di tingkat pengecer lebih ditentukan tingkat penawaran dan permintaan pada periode sebelumnya. UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terimakasih disampaikan kepada Dr. Ir. Harianto, MS., Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS., dan Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, telah memberikan saran dan bimbingannya sehingga terselesaikannya artikel ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada BPPDN yang telah memberikan beasiswa studi kepada penulis. DAFTAR PUSTAKAAjija, S. D. Setianto, dan M. Primanti. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta Salemba Z. Fanani, dan B. A. Nugroho. 2012. Analisis Struktur Biaya dan Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging pada Pola dan Skala Usaha Ternak yang Berbeda di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ternak Tropika. No. 135–46BPS. 2019. Distribusi Perdagangan Komoditas Daging Ayam Ras Indonesia Tahun 2019. BPS 2020. Produksi Daging Ras Pedaging Menurut Provinsi 2015–2019. BPS 2020. Essays in Agricultural Economics Crop Insurance, Vertical Price Transmission, and Spatial Market Integration. PhD Thesis at The North Carolina State University Cahyaningsih, E., R. Nurmalina, dan A. Maulana. 2012. Integrasi Spasial dan Vertikal Pasar Beras di Indonesia. PANGAN. 214317–332. DOI Conforti, P. 2004. Price Transmission in selected agriculture market. Working Paper. FAO Commodity dan Trade Policy Research, 7 112-125Daryanto, A. 2015. Kebijakan Stabilisasi Harga Ayam Ras. 43Integrasi Pasar Ayam Broiler di Sentra Produksi di Jawa Barat dan Pasar IndonesiaJojo, Harianto, Rita Nurmalina dan Dedi Budiman Hakimberita/2015/07/01/22/6300/-arief-daryanto-kebijakan-stabilisasi-harga-ayam-ras. [Diakses 20 Juli 2020].Dhamayanti, E. 2019. Daya Saing Industri Perunggasan Nasional. Poultry Indonesia. Tahun 2019. Vol XIVDitjen PKH Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2019. Outlook Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2018. Jakarta ID Ditjen PKHDjulin, A., dan Malian. Struktur dan Integrasi Pasar Ekspor Lada Hitam dan Lada Putih di Daerah Produksi Utama. SOCA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, [ nov. 2012. ISSN 2615– W. 1995. Applied Econometric Time Series. New York US John Wiley Fackler, P and B. Goodwin. 2001. Spatial Price Analysis. Handbook of Agriculture Economics, Vol 1 972–1018, Elsievier Science, and Benson. 1990. Integration of spatial markets. American Journal of Agricultural Economics. 721 49–62. Firdaus, M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor IPB A., Heny, R. Nurmalina, Susilowati. 2014. Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Broiler Indonesia Pendekatan Model Simultan. J Agro Ekon. 32 2 167–186. Goletti, E. Christina-Tsigas. 1995. Analizing Market Integration. London UK Lynne Rienenr N. Kusnadi, dan Pramita. 2019. The Impact of Vertical Integration Intensity on Broiler Farms Technical Efciency The Case of Contract Farming in West Sumatra. Tropical Animal Science Journal, 422167–174Ilham, N dan Saptana. 2019. Fluktuasi Harga Telur Ayam Ras dan Faktor Penyebabnya. J Analisis Kebijakan Pertanian, 17 127–38Meyer, J., Cramon-Taudabel. 2004. Asymetric price transmission A Survey. Jounal of Agricultural Economics. 43 581– R dan Prabowo. 2017. Tingkat Integrasi Pasar Ayam Broiler di Sentra Produksi Utama Studi Kasus Jawa Timur dan Jawa Barat. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 11 2. Desember DA, N. Kusnadi, dan Harianto. 2017. Esiensi Teknis Usaha Ternak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Agribisnis Indonesia. 5 1 1–10Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. [Pusdatin] 2018. Outlook 20018 Komoditas Pertanian Subsektor Peternakan Daging Ayam. Sekjend Kementrian Pertanian JakartaReskisari, Indira. 2020. Polemik Harga Ayam Hidup yang Terus Anjlok. [Diakses 30 Agustus 2020]. Saptana, C. Muslim, M. Maulana, A. K. Zakaria dan D. Trijono. 2016a. Kajian Situasi Pasar Komoditas Broiler Akar Permasalahan dan Prospek Pengembangannya. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta. Saptana, M. Maulana, R. Ningsih. 2016b. Analisis produksi dan pemasaran komoditas broiler di Jawa Barat. J Manajemen & Agribisnis. 142152–154. Saptana dan N. Ilham. 2020. Pengembangan Rantai Pasok Daging Ayam Secara Terpadu di Jawa Barat dan Jawa Timur. Analisis Kebijakan Pertanian 2020, 18 1 41– C. 2004. Kemitraan Produksi dan Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar dan Sukohardjo. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian H. 2012. Analisis Kointegrasi Harga dan Usaha Ternak Ayam Broiler di Provinsi Jawa Timur. Disertasi. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada YogyakartaSuryana, C., Asriani, R. Badrudin. 2014. Perilaku harga dan integrasi pasar horizontal beras di provinsi Bengkulu. AGRISEP. 142 131– Z., K. Riaz. 1997. Integration of agricultural commodity markets in Punjab. The Pakistan Development Review. 363 241– 2020. Hati-hati, Harga Ayam Bisa Bergejolak Lagi. Bisnis Indonesia. [Diakses 25 Januari 2021].Umboh, 2014. Dampak perubahan harga terhadap kinerja usaha peternakan ayam ras pedaging di Indonesia analisis model multi market. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan Eviews. Yogyakarta ID UPP STIM Hakim. dan T. Noviyanti. 2019. Integrasi pasar karet alam Indonesia dengan pasar dunia. Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2019, 37 2 139–150Yustiningsih, F. 2012. Analisa integrasi pasar dan transmisi harga beras petanikonsumen di Indonesia Tesis Universitas Indonesia. 2020. Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Kopi di Provinsi Lampung dengan Pasar Dunia. Tesis Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. PANGAN, Vol. 30 No. 1 April 2021 31 – 4444BIODATA PENULIS Jojo dilahirkan di Garut, 06 Oktober 1974. Penulis menyelesaikan pendidikan D3 Peternakan Unpad pada tahun 1998. S1 Peternakan Universitas Djuanda Bogor lulus pada tahun 2003, dan lulus S2 Magister Manajemen Universitas Mercu Buana Jakarta pada tahun 2008. Harianto dilahirkan di Buleleng, 21 Oktober 1958. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Sosial Ekonomi Pertanian IPB lulus pada tahun 1982. Pendidikan S2 Sosial Ekonomi Pertanian IPB lulus pada tahun 1988. Pendidikan S3 ditempuh di La Trobe University Australia, pada tahun 1997. Rita Nurmalina dilahirkan di Bogor, 13 Juli 1955. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Fak Pertanian IPB tahun 1979, S2 Ekonomi Pertanian IPB tahun 1999, S3 Kebijakan Ekonomi Lingkungan IPB tahun 2007, dan mendapatkan gelar guru besar IPB pada tahun 2011. Dedi Budiman Hakim dilahirkan di Sumedang, 22 Oktober 1964. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Sosial Ekonomi Pertanian IPB tahun 1988, S2 Ekonomi Pertanian Massey University tahun 1994 dan S3 Ekonomi Pertanian Goettingen University Jerman pada tahun 2004. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Ilham Saptana Saptanap>Sharp egg price fluctuation frequently takes place due to its unstable supply. This study aimed to analyze egg price fluctuation and its determinants. Conducted from September to November 2018, data of the study were collected by interviewing officers from related agencies, breeders, associations and egg traders in West Java Province. Price fluctuation was estimated using coefficient of variation. Factors influencing egg price fluctuation was analyzed descriptively. Egg price for the last five years kept increasing. Average egg price in 2018 was higher than those in last four years. High egg price at farm level affected its retail price in Jakarta. Increased egg price was due to increases in feed and DOC prices, and decreased egg production affected by disease attacks. At the same time the demand for egg enhanced along with National Religious holidays, school vacations, and foot ball world cup shows. Biosecurity, hygienic pens, and response to disease attack need improvement. Prohibition of AGP Antibiotic Growth Promoters should be followed up by farmers with enhancement in good farming practices, such as reducing chicken density. Corn import ban hampers poultry industry which has a negative impact on domestic egg production. Abstrak Fluktuasi harga dan pasokan telur ayam ras masih sering terjadi yang menyebabkan permasalahan bagi peternak di kala harga jatuh dan bagi konsumen pada saat harga tinggi. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan fluktuasi harga telur ayam dan faktor-faktor penyebabnya, dilakukan pada bulan September sampai Nopember 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan metoda wawancara kepada aparat dari beberapa instansi terkait, peternak, pengurus asosiasi, dan pedagang telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat. Tingkat fluktuasi harga diproksi dengan nilai koefisien variasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga telur ayam ras dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa harga telur selama lima tahun terkahir terus meningkat. Rata-rata harga telur ayam tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan empat tahun sebelumnya dengan fluktuasi tinggi. Harga telur yang tinggi di sentra produksi mendorong kenaikan harga di tingkat konsumen utama di DKI Jakarta. Kenaikan harga pakan dan harga DOC menyebabkan kenaikan harga telur ayam ras. Kenaikan harga telur juga disebabkan oleh berkurangnya produksi telur akibat serangan penyakit. Pada sisi lain terjadi peningkatan permintaan terhadap telur ayam akibat adanya momen Hari Besar Keagamaan Nasional, libur sekolah, dan momen piala dunia. Dari hasil kajian ini disarankan untuk meningkatkan biosekuriti dan higienitas kandang, dan peningkatan respon untuk pengendalian penyakit. Pelarangan AGP Antibiotic Growth Promoters sebaiknya diikuti peternak dengan perubahan pola budi daya, seperti mengurangi kepadatan kandang. Kebijakan menyetop impor jagung secara total menghambat pertumbuhan industri peternakan yang berdampak negarif pada kinerja produksi dan pasokan telur.

harga kontrak kemitraan ayam broiler 2018